gravatar

Ungkapan Hati dan Koreksi Diri

Minggu pagi ini teman saya Anugra Martyanto, di Purwokerto.duduk merenung di taman kecil rumah nan asri, terjadilah dialog antara hati dan pikirannya,
Kira kira begini dialog itu :
- Begitu besarnya nilai uang selembar Rp. 100.000,- bila kita sumbangkan ke Masjid saat kita Ibadah, namun begitu kecilnya nilai uang Rp. 100.000,- saat kita belanjakan di Mall
- Betapa lamanya waktu melayani Allah SWT yg hanya 15 menit saat kita melakukan Sholat, namun betapa singkatnya waktu saat kita menonton sinetron di televisi yg bisa hingga 1-2 jam.
- Betapa sulitnya merangkai kata kata ketika kita spontan untuk berdo’a, namun begitu mudahnya merangkai kata saat mengobrol atau bergosip dengan teman atau pacar.
- Betapa asyiknya bila waktu pertandingan bola diperpanjang hingga terjadi adu pinalti, namun kita mengeluh bila waktu Khotbah Jum’at sedikit lebih lama dari biasanya.
- Betapa sulitnya membaca 1 lembar halaman ayat ayat suci di Al-Qur’an, namun begitu mudahnya membaca 100 lembar halaman novel yg kita gemari.
- Betapa getolnya orang untuk duduk paling depan dalam acara pertandingan atau konser musik, namun duduk paling di shaf belakang saat ibadah di dalam Masjid.
- Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi saat berzina, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari saat berpuasa Ramadhan.
- Betapa sulitnya mengatur 5 waktu untuk melaksanakan Sholat setiap harinya, namun begitu mudahnya mengartur waktu untuk berkencan dengan pacar.
- Betapa banyaknya orang ingin masuk Sorga, namun kita tidak sadar akan raport kehidupan kita yg masih banyak berwarna merah.
Makanya wahai saudaraku, segeralah sadar dan bertobatlah setiap saat dan setiap hari, karena kita tidak pernah tahu apakah semua amal kebaikan kita dicatat, namun kita pasti tahu semua dosa dosa kita tercatat, bahkan kalau malaikat mencatatnya dengan tinta yg berupa semua air laut yg ada dibumi ini, tinta air laut ini pasti akan habis tak tersisa, namun semua dosa dosa kita belum tercatat semua.
Dan kita tidak penah tahu kapan waktunya tiba kita dipanggil Sang Kuasa, jangan sampai kita masuk kedalam waktu “tomorrow never come”, sehingga kita kehabisan waktu untuk bertobat.
Salam sehat dari Anugra Martyanto, di Purwokerto.,


Artikel Terkait by Categories



Widget by Uda3's Blog
Bagikan

Sorotan